Rabu, 02 November 2016

Indahnya Salling Menghargai

Semakin terasa semangat-semangat bela agama antar umat muslim khususnya dikalangan mahasiswa. Ikut tidaknya turun aksi saya yakin mereka sudah punya landasannya masing-masing.  Berbeda pendapat itu sudah biasa, namun bagaimana menyikapi perbedaan tersebut. Bisa marah, geram, biasa aja, dan lain sebagainya. Tapi bukankah islam cinta damai antar sesama umat?  maka yang terpenting, bagaimana kita saling menghargai.
Saya yakin, tiap-tiap muslim sedari dulu ingin yang namanya persatuan.  Rasanya sudah tidak relevan jika kita masih saja beradu argumen hingga memecah bela persaudaraan antar sesama muslim. Biar laah mereka berdiri pada landasannya masing-masing, yang terpenting semua mengacu pada al-qur'an dan assunnah. 
Biarkan mereka mengambil sikapnya masing-masing. Sebab inti dari pembelaan ini bukanlah pada siapa yang benar atau salah melainkan menguatnya persaudaraan islamiyah antar sesama ummat muslim (Red :Ukhuwah)
Rindu,  yaa..  Rindu rasanya ummat muslim bersatu.  Lagi-lagi aku hanyalah jembatan yang ingin sekali menjadi pemersatu.  Biarlah ku diinjak diantara menara-menara tinggi menjadi penyambung antara semuanya. Tapi satu, menara itu akan semakin kokoh dan menjulang tinggi jika di lengkapi dengan tebing-tebing penyangganya. Layaknya sapu yang bersatu takkan patah jika dibengkokkan.
Hari ini saya membaca untaian kalimat yang penuh ilmu dari saudaraku @adliAlkarni. Selalu saja aku terpesona dengan ilmu-ilmu yang melekat pada setiap kata-kata tulisannya. Saya semakin sadar betapa perlunya untuk terus menuntut ilmu. Bahwasanya masih begitu banyak ilmu yang aku tak kuasai. Tapi itulah jama'ah mengingatkan dan melengkapi sangatlah perlu.
Saya mengambil satu benang merah di antara tiap-tiap pendapat baik dara pari ahli politik, ulama, dan bahkan teman kelas saya sendiri yaitu adli Al-karni yang paling-paling aku pertimbangkan pendaptnya. Meski pertimbangan orang kurang ilmu sepertiku apalah artinya jika dibandingkan mereka.
Mengacu pada kaidah fiqih paling populer yaitu tiap tindak laku kita semua bergantung pada niat.  Saya tekan kan lagi, bahwa beda pendapat sudah biasa. Tapi memang melihat masalah haruslah mempertimbangkan dari berbagai macam aspek baik agama, budaya, bahkan politik serta aspek-aspek lainnya. Sebab kita terjun dilapangan pada permasalahn yang berbeda-beda.  Maka banyaknya pendapat menjadikan pencarian solusi menjadi dinamis dan komperhensif bukan?
Aku setuju pendapat adli bahwasanya kita seharusnya lebih banyak untuk menuntut ilmu.  Tapi aku pun setuju jikalau umat islam bergerak bersama dengan niat untuk membela dan mengagungkan Allah SWT. Mungkin ini namanya persaudaraan saling berpendapat dan saling menghargai.
Bergerak tidak lah harus sama caranya, yang terpenting sama tujuannya. Tidak ikut aksi, bagiku tak masalah yang terpenting hati tak diam untuk tetap mebela islam.  Bukankah senjata umat muslim diantaranya adalah do'a dan ilmu.  Jika kita memperdebatkan permasalahan apa landasannya, maka al-qur'an dan assunnah landasannya. Tak perlu berdebat, bukankah para ulama madzhab berbeda pendapat tetap menjaga tali persaudaraanya. Tak keluar sedikit kata pun dari mereka untuk saling memusuhi. Maka tunjukkan rasa saling menghargai dan menghormati.
Kita sudah tau sikap-sikap para ulama indonesia terkait aksi 4 Nov. Tinggal bagaimana kita bersikap sesuai dengan para ulama yang kita yakini sesuai dengan pendapat kita. Sebab ulama lah yang saat ini menjadi penyambung antara risalah rasulullah dengan kita sebagai seorang umat muslim.  Tak ada keraguan atas landasan dan ilmu yang mereka punya.
Maka ulama-ulama pun telah mengambil sikapnya masing-masing dan aku yakin masalah tafsir Al-Qur'an yang berbeda pandanagn pendapat pun mereka sudah mumpuni terkait gelar mereka sabagi 'alim ulama. 
Oleh karena itu bagi saya yang kurang ilmu ini, setuju dan merujuk kepada ulama yang turun  aksi demi kesatuan umat. Dengan begitu tak perlu lagi menanyakan landasan apa yang saya pakai dengan perdebatan lainnya. Bukan kah ulama wakil dari risalah rasulullah SAW.
Sepatutnya kita menarik benang merah dari segala macam pendapat,  yaitu bgaimana kita menjaga tali persaudaraan tanpa unsur-unsur provokasi dengan tetap memperhatikan nilai-nilai syari'at islam. Sebab indah jika umat muskim benar-benar bersatu dan memperkuat ukhuwahnya.
Ini pendapat dari orang yang sangat-sangat fakir akan ilmu.
-nufita nadia-
Rabu, 2 nov 2016